-->

Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat?

Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat? - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat? !! Semoga tulisan singkat dengan kategori 2018 !! Sejarah Nusantara !! Sejarah Sunda !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat? ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->


Ilustrasi

[Historiana] - Silang pendapat sejarah tentang perang bubat menjadi bahan kajian para ahli sejarah dan arkeologi. Namun di sisi lain, di kalangan masyarakat persepsi yang jauh dari fakta malah menimbulkan sentimen kesukuan.

Dalam tulisan ini, kita tidak akan membahas benar-tidaknya perang bubat terjadi? yang jelas sikap yang harus diambil oleh urang Sunda sendiri justru harus mendekat dan menerapkan bahasa Jawa. Hal ini terungkap dalam Naskah Kuno "Sanghyang Siksa Kandang Karesian"

Saur sang darma pitutur mujarakeun sabda sang rumuhun. Aya deui babandingna. Kitu upamana urang leumpang ka Jawa, hamo nurut carekna deungeun carana, mangu rasa urang. Anggeus ma urang pulang deui ka Sunda, hanteu bisa carek Jawa, asa hanteu datang nyaba. Poos tukuna beunang tandang ja hanteu bisa nurut care(k)na.

(Kata sang darma pitutur mengajarkan ucap para leluhur. Ada lagi perbandingannya. Demikianlah umpamanya kita pergi ke Jawa, tidak mengikuti bahasa dan adatnya, termangu-mangu perasaan kita. Setelah kita kembali ke Sunda, tidak dapat berbicara bahasa Jawa, seperti yang bukan pulang dari rantau. Percuma hasil jerih payahnya sebab tidak bisa berbicara bahasanya.)

Dengan demikian, sangat mengherankan bukan? Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian ditulis tahun 1518 Masehi dimana hanya terpaut lebih kurang 200 tahun setelah kejadian perang Bubat tapi tidak terlihat adanya sentimen kesukuan Sunda dan jawa. Malah sebaliknya. Kitab itu menganjurkan Urang Sunda merantau ke Jawa dan belajar Bahasanya. Dianggap sia-sia jika urang Sunda pulang dari Jawa tetapi tidak mengetahui bahasanya.

Wanita Larang dikaitkan Sentimen Kesukuan

Berikut kami kutip dari kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian:

Sa/ng/nguni sapanginepan, sapamajikan, satepas, sabale deung sanghyang kalih, deung estri larangan sakalih ngara[n]na kebo sapinahan. Nya kehna ingetkeuneun,
(Demikian pula sepenginapan, setempat-tinggal, seberanda, sebalai-balai dengan semua orang suci, semua wanita larangan, dinamakan kerbau sepemakanan. Ya semuanya perlu diingat,)

Naskah menggambarkan bahwa rakyat tidak boleh mendekati orang suci, wanita larangan dan bangsawan negara. Jangankan mendekatinya, duduk atau bersandar di bekar mereka duduk dan bersandar tidak boleh! hukumnya akan masuk neraka.

Siapakah wanita larangan tersebut? Ada yang menyebutkan bahwa wanita larangan adalah orang Jawa. Ini akibat rasa sakit hati orang Sunda Pajajaran atas peristiwa Perang Bubat di Majapahit, hingga raja Pajajaran gugur dan Putri Pajajaran Citraresmi Dyah Pitolka bunuh diri di alun-alun Bubat. Namun ada juga yang menyatakan bahwa wanita larangan adalah para wanita kasta tinggi, yaitu istri atau para putri raja dan bangsawan lainnya. Tetapi bila kita cermati dari Naskah ini, bahwa wanita larangan adalah wanita yang sudah menerima pinangan laki-laki, artinya sudah 'diikat' dan menjadi terlarang bagi orang lain. Ini menjadi lebih logis. Aturan dibuat raja agar rakyat hidup tertib.

Kapan Sentimen Primodial Sunda dan Jawa itu dimulai?

Sepertinya ketika pengembangan kekuasaan Mataram untuk menguasai seluruh Jawa. Dengan Demikian, permusuhan tidak dimulai sejak adanya perang Bubat. tahun 1628, Mataram meminta Banten supaya menyerahkan diri kepada Mataram namun Banten menolak. Hal ini bisa dibaca dalam wikipedia.org

Lihat videonya:


Demikianlah Artikel Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat?, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat? ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Inilah Sikap Urang Sunda terhadap Jawa Sebenarnya | Efek Perang Bubat? ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close