Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf)
Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf) - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf) !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
2018 !!
Arkeologi !!
Sejarah Dunia !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf) ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
[Historiana] - Masa awal setelah diangkat sebagai utusan Allah (Rasulullah) Nabi Muhammad Saw membangun komunikasi dengan para pemimpin suku dan pemimpin negara lain. Beliau mengirim utusan yang membawa surat ajakan masuk Islam. Korespondensi melalui surat itu tujukan kepada Heraclius (kaisar Romawi), Raja Negus (penguasa Ethiopia), dan Khusrau (penguasa Persia).
Adapun surat-surat tersebut dikirimkan dengan mengutus beberapa orang sahabat:
Berikut Surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) -- yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi – teksnya berbunyi:
"Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak, maka dosa orang-orang Arisiyin—Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan.
Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam."
Tinggalan arkeologis tersebut sebagai bukti nyata bahwa Rasulullah melakukan administrasi pemerintahan dengan tertib dan terdokumentasi. Namun demikian, "Siapakah yang menulis Surat-surat Rasulullah tersebut"? pertanyaan ini muncul karena ada sumber (dalil naqli) yang menjelaskan bahwa Rasulullah adalah seorang yang "Ummi". Umi adalah tidak bisa membaca dan menulis (buta huruf). Apa yang dimaksud Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu ummi? Apakah benar beliau tidak bisa membaca dan menulis?
“Orang-orang yang mengikut Rasul (yang merupakan) Nabi yang ummi (tidak bisa membaca, menulis, dan menggunakan ilmu hisab) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan hal-hal yang ma’ruf dan melarang mereka dari hal-hal yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)
Qatadah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ummi adalah tidak bisa menulis. (Tafsir Ath-Thabari, 6: 105)
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah disebutkan dalam kitab nabi-nabi sebelumnya yaitu disebutkan bahwa beliau adalah seorang yang ummi. Para nabi sebelumnya memerintahkan untuk mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sifat tersebut masih terus ada dalam kitab mereka. Ulama dan rahib mereka bahkan sangat mengetahui hal itu. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 95)
Namun keummian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan berarti tidak memiliki ilmu, bahkan beliau adalah orang yang sangat alim dan berilmu.
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengingatkan bahwa keummian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah berarti beliau tidak berilmu atau tidak bisa menghafal, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah imamnya para Nabi dalam hal itu. Disebut ummi hanyalah karena beliau tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca sesuatu yang tertulis. (Majmu’ah Al-Fatawa, 25: 172).
Disebutkan dalam ayat lainnya,
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (QS. Al Ankabut: 48)
Imam Syaukani rahimahullah menyebutkan, “Seandainya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mampu membaca dan menulis, tentu orang-orang akan berkata bahwa ajaran beliau hanyalah dari hasil membaca kitab-kitab Allah yang ada sebelumnya. Ketika disebut bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang ummi, yaitu tidak bisa membaca dan menulis, tentu tidak ada yang ragu lagi pada (ajaran) beliau (yaitu yang beliau bawa adalah wahyu ilahi, -pen). Sehingga yang mengingkari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam paling hanya karena kesombongan atau termakan syubhat.” (Fath Al-Qadir, 4: 273).
Mencermati sumber-sumber yang ada, surat-surat Nabi ditulis oleh sekretarisnya. Dalam menjalankan tugas pemerintahan , Nabi Muhammad SAW dibantu oleh tim kesekretariat yang memiliki spesifikasi tugas masing-masing .Merekalah yang menata kesekretariatan Rasul skaligus menjadi penyambung madsud Rasulullah kepada raja-raja yang diajak masuk Islam.Sistem kesekretariatan yang di tata Rasulullah , kini banyak diadopsi negara-negara di belahan dunia.
Berikut beberapa diantara juru tulis yang dimiliki oleh Rasulullah :
Rasulullah kemudian memerintahkan kepada Abdullah untuk melanjutkan kebiasaanya tersebut dengan bersabda Tulislah Demi zat yang jiwaku berada dalam genggaman Nya ,tidak keluar perkataan ku (berupa perkataan) kecuali benar.
Wallahu alam
Adapun surat-surat tersebut dikirimkan dengan mengutus beberapa orang sahabat:
- Surat untuk Heraclius itu dibawa oleh Dihyah bin Khalifah al-Kalbi,
- Surat untuk Kisra dibawa oleh Abdullah bin Hudzafah.
- Surat kepada Najasyi dibawa oleh Amr bin Umayyah,
- Surat kepada Muqauqis oleh Hatib bin Abi Balta'ah.
- Surat kepada penguasa Oman dibawa oleh Amr bin Ash,
- Surat kepada penguasa Yaman oleh Salit bin Amr,
- Surat kepada Raja Bahrain oleh Al-'Ala bin Al-Hadzrami.
- Surat kepada Harith Al-Ghassani, Raja Syam, dibawa oleh Syuja' bin Wahab.
- Surat kepada Harits Al-Himyari, Raja Yaman, dibawa oleh Muhajir bin Umayyah.
Berikut Surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) -- yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi – teksnya berbunyi:
"Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak, maka dosa orang-orang Arisiyin—Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan.
Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam."
Tinggalan arkeologis tersebut sebagai bukti nyata bahwa Rasulullah melakukan administrasi pemerintahan dengan tertib dan terdokumentasi. Namun demikian, "Siapakah yang menulis Surat-surat Rasulullah tersebut"? pertanyaan ini muncul karena ada sumber (dalil naqli) yang menjelaskan bahwa Rasulullah adalah seorang yang "Ummi". Umi adalah tidak bisa membaca dan menulis (buta huruf). Apa yang dimaksud Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu ummi? Apakah benar beliau tidak bisa membaca dan menulis?
Apa yang Dimaksud Ummi?
Allah Ta’ala berfirman,“Orang-orang yang mengikut Rasul (yang merupakan) Nabi yang ummi (tidak bisa membaca, menulis, dan menggunakan ilmu hisab) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan hal-hal yang ma’ruf dan melarang mereka dari hal-hal yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)
Qatadah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ummi adalah tidak bisa menulis. (Tafsir Ath-Thabari, 6: 105)
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah disebutkan dalam kitab nabi-nabi sebelumnya yaitu disebutkan bahwa beliau adalah seorang yang ummi. Para nabi sebelumnya memerintahkan untuk mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sifat tersebut masih terus ada dalam kitab mereka. Ulama dan rahib mereka bahkan sangat mengetahui hal itu. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 95)
Namun keummian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan berarti tidak memiliki ilmu, bahkan beliau adalah orang yang sangat alim dan berilmu.
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengingatkan bahwa keummian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah berarti beliau tidak berilmu atau tidak bisa menghafal, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah imamnya para Nabi dalam hal itu. Disebut ummi hanyalah karena beliau tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca sesuatu yang tertulis. (Majmu’ah Al-Fatawa, 25: 172).
Disebutkan dalam ayat lainnya,
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (QS. Al Ankabut: 48)
Imam Syaukani rahimahullah menyebutkan, “Seandainya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mampu membaca dan menulis, tentu orang-orang akan berkata bahwa ajaran beliau hanyalah dari hasil membaca kitab-kitab Allah yang ada sebelumnya. Ketika disebut bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang ummi, yaitu tidak bisa membaca dan menulis, tentu tidak ada yang ragu lagi pada (ajaran) beliau (yaitu yang beliau bawa adalah wahyu ilahi, -pen). Sehingga yang mengingkari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam paling hanya karena kesombongan atau termakan syubhat.” (Fath Al-Qadir, 4: 273).
Mencermati sumber-sumber yang ada, surat-surat Nabi ditulis oleh sekretarisnya. Dalam menjalankan tugas pemerintahan , Nabi Muhammad SAW dibantu oleh tim kesekretariat yang memiliki spesifikasi tugas masing-masing .Merekalah yang menata kesekretariatan Rasul skaligus menjadi penyambung madsud Rasulullah kepada raja-raja yang diajak masuk Islam.Sistem kesekretariatan yang di tata Rasulullah , kini banyak diadopsi negara-negara di belahan dunia.
Berikut beberapa diantara juru tulis yang dimiliki oleh Rasulullah :
- Ubay bin ka`ab
- Juhaim ibnu ash -Shalt bin makhramah
- Hanzhalah bin rabi`
- Khalid bin sa`id
- Zaid bin tsabit
- Amir bin Fuhairah
- Abdullah bin Arqam
- Abdullah bin `Amr
Rasulullah kemudian memerintahkan kepada Abdullah untuk melanjutkan kebiasaanya tersebut dengan bersabda Tulislah Demi zat yang jiwaku berada dalam genggaman Nya ,tidak keluar perkataan ku (berupa perkataan) kecuali benar.
Wallahu alam
Referensi:
- Fath Al-Qadir. Cetakan Ketiga Tahun 1426 H. Muhammad bin ‘Ali Asy-Syaukani. Tahqiq: Dr. ‘Abdurrahman ‘Umairah. Penerbit Dar Ibnu Hazm-Darul Wafa’.
- Jami’ Al Bayan ‘an Ta’wil Al-Ayi Al-Qur’an (Tafsir Ath-Thabari). Cetakan Pertama Tahun 1423 H. Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
- Majmu’ah Al-Fatawa. Cetakan Keempat Tahun 1432 H. Ahmad bin ‘Abdul Halim Al-Harrani (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah). Penerbit Dar Ibnu Hazm-Darul Wafa’.
- Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan Pertama Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
- "Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca dan Menulis?" Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. rumasyho.com Diakses 15 September 2018
- "Surat-surat Rasulullah: Ajak Penguasa & Raja-raja Kafir Masuk Islam" Penulis: Desastian. voa-islam.com Diakses 15 September 2018
- "Para Juru Tulis Nabi Muhammad SAW" suara Hidayatullah dari islamsejatih.blogspot.com Diakses 15 September 2018
Demikianlah Artikel Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf), Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf) ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Surat Rasulullah dan Nabi Muhammad SAW yang "Ummi" (Buta Huruf) ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.