-->

Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman

Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman !! Semoga tulisan singkat dengan kategori 2018 !! Arkeologi !! Sejarah Nusantara !! Sejarah Sunda !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->



[Historiana] - Masih ingat dengan kontroversi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman? ya tentunya Anda masih ingat. Karya penelitian KH Fahmi Basya ini sempat menghebohkan di Indonesia. Klaim atas Borobudur sebagai peninggalan Nabi Sulaiman berdasarkan analisis lengkap tiap bagian Candi Borobudur dikaitkan dengan kisah Sulaiman dalam Al-quran.

Dalam kesempatan ini, kita takkan membahas benar-tidaknya Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman. Namun efek lanjutan dari kontroversi ini. Jika Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman, masih menyisakan pertanyaan bagi penulis: apakah saat membangun (atau memerintahkan jin membangunnya), nabi Sulaiman pulang kembali ke Yerusalem? atau Nabi Sulaiman memang orang Jawa? lalu bagaimana dengan silsilahnya?

Nabi Sulaiman AS adalah Putra Nabi Daud AS, seorang Raja Bani Israil yang istananya di Yerusalem. Bagaimana Sulaiman tiba-tiba menjadi orang Jawa (Sunda dan Jawa tentunya). Ini menjadi 'centang perenang' alias acak-acakan.

Dari tinjauan sekilas di atas telihat "menjauh" dari kenyataan.

Sunda &Jawa Keturunan bangsa Arya?

Kisah AjiSaka di Jawa

Dalam legenda tanah Jawa, kita mengenal nama tokoh Ajisaka. Ajisaka sangat mungkin, berasal dari kata Haji Saka, bermakna Perwakilan Negara (Duta) atau Konsul yang bertanggung jawab atas para pedagang asing, yang berasal dari negeri Saka (Sakas).

Lalu dimanakah Negeri Sakas itu?

Di dalam sejarah India, dikenal negara Sakas atau Western Satrap (Western Satrap, Wikipedia). Pada tahun 78M Western Satrap (Sakas) mengalahkan Wikramaditya dari Dinasti Wikrama India. Kemenangan pada tahun 78M dijadikan sebagai tahun dasar dari penanggalan (kalender) Saka. Wilayah Western Satrap mencakup Rajastan, Madya Pradesh, Gujarat, dan Maharashtra.

Para raja dari Western Satrap biasanya memakai dua bahasa yaitu Sankrit (Sansekerta) dan Prakit serta dua aksara yaitu Brahmi dan Yunani dalam proses pembuatan prasasti dan mata uang logam kerajaan. Sejak pemerintahan Rudrasimha (160M-197M), pembuatan mata uang logam kerajaan selalu mencantumkan tahun pembuatannya berdasarkan pada Kalender Saka.

Keberadaan Sakas dengan Kalender Saka-nya, nampaknya bersesuaian dengan Legenda Jawa, yang menceritakan Ajisaka (Haji Saka), sebagai pelopor Penanggalan Saka di pulau Jawa.

LIHAT DALAM FORMAT VIDEO

Kisah Dewawarman I di Sunda

Di dalam Naskah Wangsakerta, kita mengenal seorang pedagang dari tanah India, yang bernama Dewawarman I. Beliau dikenal sebagai pendiri Kerajaan Salakanagara. Ada sejarawan berpendapat, bahwa Dewawarman I adalah indentik dengan Haji Saka (Ajisaka). Akan tetapi apabila kita selusuri lebih mendalam, sepertinya keduanya adalah dua orang yang berbeda.

Ajisaka (Haji Saka), tidak dikenal sebagai pendiri sebuah Kerajaan, melainkan dikenal membawa pengetahuan penanggalan, bagi penduduk Jawa. Sebaliknya Dewawarman I adalah pendiri Kerajaan Salakanagara, dan tidak ada riwayat yang menceritakan, bahwa beliau pelopor Kalender Saka.

Dewawarman I di-indentifikasikan berasal dari Dinasti Pallawa (Pahlavas), beliau berkebangsaan Indo-Parthian, yang berkemungkinan salah satu leluhurnya adalah Arsaces I (King) of PARTHIA. Dan jika diselusuri silsilahnya akan terus menyambung kepada Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great” of Persia (Zulqarnain). Sumber : The PEDIGREE of Arsaces I (King) of PARTHIA dan Menemukan Zul-Qarnain, dalam Sejarah

Sementara Ajisaka (Haji Saka), di-identifikasikan berasal dari Sakas (Western Satrap), beliau berkebangsaan Indo-Scythian, dimana susur galurnya besar kemungkinan, menyambung kepada keluarga kerajaan di India Utara (King Moga/Maues).(Indo-Scythians  dan Maues, Wikipedia).

Namun ternyata, kedua Leluhur pemimpin masyarakat Sunda dan Jawa ini, memiliki satu persamaan, yakni : Dewawarman I (Indo-Parthian) dan Ajisaka (Indo-Scythian), sesungguhnya merupakan Zuriat (Keturunan) dari Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim (Bani Ishaq), yaitu melalui dua anaknya Nabi Yakub (Jacob) dan Al Aish (Esau). Dengan demikian, kekerabatan silsilah sampai ke bangsa Arya, menunjukkan silsilah sebagai bangsa Yahudi. Namun tetap, uraian tentang silsilah penduduk atau masyarakat Sunda dan Jawa masih tidak terjawab.

Sedangkan untuk masyarakatnya/penduduknya tidak ada keterangan bahwa Sunda dan Jawa keturunan dari bani Ishaq atau Bani Israil. Menurut Genographic Project, National Geographic seperti dalam video di atas, ternyata 50.000 tahun yang lalu leluhur masyarakat Sunda dan Jawa juga seluruh Nusantara telah mendiami tatar Sundaland ini.

Sunda & Jawa Keturunan China?

Telah lama kita pelajari dari buku-buku sejarah bahwa asal-usul bangsa Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei dan Philipina) berasal dari Lembah Sungai Mekhong di Propinsi Yunan Tiongkok atau Negara China Selatan sekarang.

Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Beberapa ahli yang mendukung teori Yunan adalah Dr. J.H.C. Kern, Robert Barron van Heine Geldern, Prof. Dr. N.J Krom, dan Moh. Ali.

Menurut Moh. Ali bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Menurut pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut.

  1. Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
  2. Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampei ke Nusantara. Kedatangan manusia dari Yunan ke kepulauan Nusantara ini dengan melalui tiga gelombang utama (perpindahan orang Negrito, Proto-Melayu, dan Deutro Melayu).

Orang Negrito, Diperkirakan orang Negrito sudah memasuki Nusantara sejak 1000 SM. Orang Negrito ini diyakini sebagai penduduk paling awal di kepulauan Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan arkeologi di Gua Cha, Malaysia. Dalam perkembangannya orang Negrito menurunkan orang Semang. Ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar, dan bibir tebal. Di Indonesia ras negrito ini sebagian besar mendiami daerah papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai) serta suku Papua Melanesoid yang mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.

Proto-Melayu, Diperkirakan migrasi Proto-Melayu ke kepulauan Nusantara sekitar pada 2500 SM. Sebutan Proto-Melayu adalah untuk menyebutkan orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Keturunan Proto-Melayu yaitu suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Dalam hal bercocok tanam, orang Proto-Melayu memiliki kemahiran yang lebih baik daripada orang Negrito.

Deutro Melayu, Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang kedua. Diperkirakan kedatangan Deutro Melayu ke Indonesia pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu antara lain Minangkabau, Aceh, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.


Teori Sunda & Jawa dari Nusantara

Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model, teori nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori Nusantara adalah Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana dan Gorys Keraf.

Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.

  1. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
  2. Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
  3. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis.
  4. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah. 

Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-bahasa Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang berjudul Linguistik Bandingan Historia (1984) membuahkan teori baru mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori keraf, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri bukan dari mana-mana, bukan pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka.

  1. Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut.
  2. Situasi geografis masa lampau.
  3. Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia.
  4. Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.


Teori Out of Afrika

Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.

Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman tersebut, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia purba.

Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.

Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia timur, Indonesia. bahkan sampai ke barat daya Australia.

Bukti mengenai keberadaan manusia Afrika telah sampai ke Australia adalah dengan ditemukan bahwa manusia Afrika telah berimigrasi hingga ke Australia adalah dengan jejak genetika.

Sumber :

  1. THE TWO HOUSES OF ISRAEL
  2. Who were the Saxons/Saka/Sacae/Scythians? Sons of Isaac
  3. Komunitas Muslim, dari Bani Israil dan 
  4. (Connection) Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim ?

Demikianlah Artikel Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Orang Sunda & Jawa Keturunan yahudi, Aria atau China? | Konsekuensi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaeman ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close