-->

Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari !! Semoga tulisan singkat dengan kategori Catatan Kaki !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->




YakusaBlog- Sebagai manusia, tidaklah layak bagi kita sesama manusia meledeki/tertawa diatas penderitaan seseorang yang jatuh (musibah), tetapi haruslah berusaha mencari sebab-sebab dan solusi jalan keluar dari kejatuhan (musibah) tersebut sehingga terbentuk kesempurnaan antar sesama manusia, individu dan individu. Kamal/Kamil artinya kesempurnaan, yang didapat di dalam perjalanan hidup karena perjuangan yang hebat di  dalam batin kita.

Dalam buku Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berjudul Zadul Ma’da (Perbekalan Menuju Hari Yang Dijanjikan) menuliskan dua tingkat perjuangan. Pertama, perjuangan keluar, yaitu menghadapi orang-orang kafir, munafik, atau orang-orang yang berperang melawan agama Allah. Kedua, perjuangan dalam, yaitu perjuangan menghadapi setan, iblis, dan hawa nafsu dalam diri sendiri yang dapat mengakibatkan sifat dengki, iri, dan condong berbuat dosa. Imam Ibnu Qiyyam mengatakan itulah yang menjadi perjuangan sulit atau induk perjuangan, dan beliau mengatakan dari perjuangan dalam lah kita harus memulai, yaitu melawan diri sendiri.


Dalam hidup menuju cita kemulian/masyarakat cita dan kemurnian jiwa, senantiasa menjadi dasar dari kehidupan, tak heran kita akan banyak berjumpa duri dan cahaya dalam perjalanan mengujutkan cita-cita tersebut. Kita akan dihalangi oleh duri-duri yang menghambat langkah. Kehidupan yang tidak berjumpa kesulitan bukanlah kehidupan sejati, bukanlah hidup. Bertambah tinggi nilai cita, maka bertambah tinggi pula badai lintang menghadang. Seakan bertambah kelihatan jauhnya jalan yang akan ditempuh. Terkadang jiwa terancam oleh kelemahan dan timbul putus asa. Tak heran banyak manusia yang nekat bunuh diri karena pahitnya menjalani hidup. Jepang menjadi salah satu negara tingkat bunuh diri terbanyak, hampir 25 ribu jiwa mati bunuh diri setiap tahunnya (versi republika.com). Lalu dimanakah sumber cahaya yang dicari itu, kalau bukan agama. Dalam waktu kesulitan menjalani hidup, agama memberi jalan sehingga iradah (kemauan) hidup kembali dan kita bangun kembali meneruskan perjalanan, itulah tahap untuk mengapai cahaya kehidupan.


Untuk meneguhkan hubungan diantara iman dan amal saleh dan untuk menjaga jiwa raga jangan sampai ditimpa penyakit, maka agama Ilam memberi tuntunan yang terang, jitu, dan jelas. Manusia diperintahkan beribadah kepada Allah tuhan semesta alam dan pokok pangkal segala ibadah itu adalah shalat. Shalat baru dapat berdiri kalau jiwa dengan khusyuk dan ikhlas, wajah menghadap ke kiblat, hati tertuju pada Allah. Lepas hubungan dengan dunia, sehingga shalat itu disebut juga “mikraj orang yang beriman”.

Kehidupan kita pada jaman sekarang ini dipengaruhi oleh kecepatan, kemajuan, terburu-buru. Berlalu sidikit saja kita ditingkal oleh kemajuan jaman yang berputar dengan cepat. Tak heran para pekerja apalagi pekerja di kota memerlukan waktu luang atau libur. Mendaki puncak untuk melepas lelah, berjudi untuk kepuasan, minuman keras, ataupun bercanda dengan perempuan. Banyak orang mengatakan bahwa hiburan tersebut bukanlah hiburan lagi, tetapi penyakit. Bagi orang beriman, istirahat dan hiburan adalah shalat, apabila masuk waktu shalat kerap kali Nabi Muhammad berkata pada bilal, “Hiburlah kita dengan dia (azdzan), ya, Bilal”. Terpikir oleh kita dengan sederhana bagaimana pengaruh shalat lima waktu bagi istirahat jiwa.


Dalam sehari Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW kepada ummatnya untuk shalat lima waktu, subuh, zuhur, ashar, magrib, dan isya. Waktu subuh sebagai pembuka hari untuk menjalani hari-hari aktivitas bekerja seperti biasanya sampai kembali pada waktu zuhur, ashar, magrib, isya, dan kembali waktu subuh. Ada ahli falsafah mengatakan “tak usah banyak memikirkan tentang hari kemarin, tak usah banyak was-was menghadapi hari depan yang akan datang, sempurnakan sajalah hari sehari ini. Kesempurnaan hari ini lah kelak yang akan menentukan hari esok”


Penulis: Muhammad Muqaffa



Demikianlah Artikel Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Makna Shalat Dalam Kehidupan Sehari-hari ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close