Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda
Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
2018 !!
Ajaran Sunda !!
Budaya !!
Sejarah Sunda !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
[Historiana] - Menelusuri kehidupan zaman kerajaan Sunda-Galuh dan Pajajaran membuat kita penasaran. Rasa penasaran ini tercerahkan dengan adanya Naskah Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian (SSKK). Naskah ini, selain berkaitan dengan masalah keagamaan saat itu juga menggambarkan situasi masyarakatnya.
Naskah SSKK ditulis pada tahun 1518 Masehi. Tidak dicantumkan penulis kitab.Naskah SSKK. Dalam analisis para Filolog, hal ini terjadi karena bagi orang Sunda tidak ingin menonjolkan diri dengan membubuhkan nama. Selain itu, naskah.kitab yang ditulis menunjukan sebagai milik bersama bangsa Sunda.
Naskah ini ada 2 yaitu Kropak 624 dan Kropak 630.Siksa Kandang Karesian 624 (Aksara Sunda Kuna-bahasa Sunda Kuna-lontar-prosa). Siksa Kandang Karesian 630 (Aksara Buda-bahasa Sunda Kuna-nipah-prosa).
Pratanda sebagai Ahli Agama
Berikut ini kita kutip dari Naskah SSKK yang menggambarkan tingkatan para pemuka agama saat itu.Lamun hayang nyaho di agama parigama ma: acara eleh ku adigama, adigama eleh ku gurugama, gurugama eleh ku tuhagama, tuhagama eleh ku satmata, satmata eleh ku surakloka, surakloka eleh ku niraweerah. Utama janma wahye dosa. Wahye dosa utama janma; sing sawatek agama parigama ma pratanda tanya.
(Bila ingin tahu agama dan parigama: acara tunduk kepada adigama, adigama tunduk kepada gurugama, gurugama tunduk kepada tuhagama, tuhagama tunduk kepada satmata, satmata tunduk kepada surakloka, surakloka tunduk kepada nirawerah. Manusia utama bebas dari dosa, Bebas dari dosa ciri manusia utama; segala hal mengenai agama dan parigama tanyalah pratanda.)
Pada masa itu sudah terdapat para ahli keagamaan. Nakah ini menunjukkan tingkatan keagamaan mulai: parigama, adigama, gurugama, tuhagama, satmata, suraloka dan nirawerah.Sebanarnya ada tingkatan paling bawah yaitu acara.
Parigama dianggap sama dengan sebutan Acara adalah tingkat pemahaman masyarakat -rakyat umum. Merupakan tingkatan dasar. Adigama adalah tingkat lanjutan. Yaitu orang yang ingin lebih tahu purbatisti purbajati Sunda. Gurugama, makala purbatisti purbajati Sunda sudah dimengerti dan mengajarkannya pada orang lain. Tuhagama adalah bagi oarang yang sudah bisa hidup rukun dengan agamawan diluar Sunda. Satmata bagi orang yang sudah mencapai tingkatan Batara Guru atau Mahaguru. Suraloka, apabila orang tersebut sudah dipercaya raja seagai penasehat keagamaan keraton. Nirawerah adalah tingkatan terakhir, bagi orang yang sudah tidak ingin mencampuri kehidupan duniawi, teguh pendirian danmembaktikan hidup dan matinya hanya kepada.Hyang Bhatara Seda Niskala Yang Maha Tunggal.
Referensi
Danasasmita, Saleh DKK., 1987, Sewaka Darma (Koropak 408), Sanghyang Siksakandang Karesian (Koropak 630), Amanat Galunggung (Koropak 632), Transkripsi dan Terjemahan. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi) Direktorat Jendral Kebudayaan Depdikbud.Demikianlah Artikel Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Struktur Keagamaan Sunda Buhun | Ajaran Jati Sunda ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.