-->

Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno

Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno !! Semoga tulisan singkat dengan kategori 2018 !! Naskah Kuno !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->


Naskah Mertasinga
[Historiana] - Naskah Mertasinga ditulis dengan penulisan sastra (tembang), naskah ini didalamnya terdiri dari 87 Pupuh dengan 1918 bait dan 14.478 baris. Naskah Mertasinga, pada mulanya adalah pusaka keluarga M.Argawinata yang merupakan pensiunan asisten wedana Mertasinga. Selanjutnya cucu M.Argawinata yaitu Aman N. Wahyu, kemudian naskah tersebut disebarluaskan beliau dengan cara di alih aksarakan dan diterjamahkan  dari bahasa Cirebon  ke Indonesia. Kemudian naskah tersebut dijadikan sebuah buku yang diberi judul “Sejarah Wali. Syekh Syarif Hidayatulah. Sunan Gunung Jati (Naskah Mertasinga)”.

Menurut Uka Tjandrasasmita, menarik dalam naskah ini ialah mengenai ajaran-ajaran sufisme dan tarekat yang dipelajari oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati disamping juga dicantumkannya silsilah para Wali Sanga. Demikian pula apabila dalam “Babad Tjerbon” koleksi Dr. J.L.A. Brandes tidak diceritakan masalah pemberontakan Bagus Rangin, dan Bagus Serit, maka dalam naskah “Sajarah Wali” dapat kita baca.

Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang diuraikan dalam naskah “Sajarah Wali” yang dapat kita bandingkan dengan babad-babad lainnya seperti dalam naskah “Purwaka Caruban Nagari” susunan Pangeran Arya Cerbon tahun 1720, “Negarakertabhumi” susunan Pangeran Wangsakerta yang telah diterbitkan oleh Drs. Atja, Dr. Edy S. Ekajati, Dr. Ayat Rohaedi. Demikian pula dengan naskah-naskah “Sajarah Banten” dan lainnya yang pernah diteliti dan menjadi disertasi Dr. R.A. Hoesein Djajadiningrat di Universiteit Leiden tahun 1913.

Sementara itu, Amman N Wahyu sebagai penerjemah mengatakan bahwa Naskah ini adalah alih bahasa dari sebuah babad, dimana sebagaimana kita ketahui bahwa sebagai sebuah babad peristiwa yang diceriterakan di dalamnya tidak sepenuhnya bernilai sejarah. Dalam "Ensiklopedi Indonesia" (vol.I:342), dikatakan bahwa "Babad adalah riwayat yang merupakan campuran  antara sejarah, mitos dan kepercayaan. Tidak seperti sejarah  yang disusun  berdasarkan  bukti-bukti sejarah, di dalam  babad terdapat banyak unsur irasional. Unsur magis dalam babad  ini besar, hal mana dilakukan dalam rangka mengagungkan raja  dan wangsa (dinasti)nya".

Seperti yang kita lihat dalam babad ini, cerita  disusun dalam bentuk seni-sastra, dimana untuk memenuhi kaidah-kaidah atau  syarat-syarat  seni-sastra tersebut  si  penulis  tidak mustahil "terpaksa" harus memasukan kalimat ataupun peristiwa rekaan.  Oleh  karena sifatnya itulah  maka  dikatakan  bahwa karya sastra perlu ditelaah sebelum dapat dipergunakan  sebagai sumber sejarah. Selanjutnya para ahli sejarah  mengatakan bahwa pada masa lalu dapat dikatakan di Indonesia tidak  ada naskah sejarah, dalam arti naskah yang ditulis dengan  tujuan catatan sejarah atau dokumen seperti yang dituntut para pakar sejarah dewasa ini (PSN:108).



Berikut Ini adalah beberapa kandungan kisah yang terdapat dalam Naskah Mertasinga, yang telah diberi judul oleh penulis buku Sejarah Wali :

Bab-IV   Syarif Hidayatullah pergi ke Baitullah dan mencari guru yang mursid

  1. Meninggalkan Banisrail.
  2. Berguru kepada Syekh Najmurini Kubra di Mekkah, mendapat nama Madkurallah
  3. Berguru kepada Syekh Muhammad Aretullah di Sadili, mendapat nama Arematullah
  4. Belajar Tarekat Anapsiah di Pasai, diberi nama Abdul Jalil.
  5. Syarif Hidayatullah tiba di Krawang bertemu dengan Syekh Benthong.
  6. Bertemu dengan Syekh Haji Jubah.
  7. Belajar Tarekat Jauziyah Madamakhidir kepada Datuk Barul, diberi nama Wujudullah.
  8. Belajar pada Sunan Ampel Denta. Pertemuan dengan Wali-wali lain.

Bab-V    Syarif Hidayatullah menetap di Gunung Sembung

  1. Pertemuan dengan Patih Keling.  
  2. Menetap di Gunung Sembung dan perjumpaan dengan sanak keluarganya
  3. Kedatangan Babu Dampul dari Mesir.     
  4. Pertemuan dengan Dipati Cangkuang.     
  5. Mengunjungi Pangeran Makdum, adik Syekh aulana Magribi.   
  6. Syarif Hidayatullah menikahi Nyi Mas Babadan.       
  7. Patih Pajajaran beserta prajuritnya menjadi murid di Gunung Jati.    
  8. Kisah Ki Sangkanurip.   

Bab-VI Akhir dari kerajaan Galuh Pajajaran

  1. Prabu Pajajaran meninggalkan singasananya
  2. Kisah putri Pajajaran yang tertinggal
  3. Keadaan anak-cucu Pajajaran setelah kepergian sang raja

Bab-VII  Syarif Hidayatullah kembali ke Banisrail

  1. Syarif Hidayatullah menobatkan adiknya di Banisrail
  2. Berjumpa dengan raja Jamhur
  3. Syekh Maulana mengunjungi negara Cina
  4. Patih Sampo Talang menetap di Palembang
  5. Putri Anyon Tin meninggalkan Cina

Bab-VIII  Syarif Hidayatullah kembali ke Gunung Jati

  1. Syekh Maulana kembali ke Gunung Jati
  2. Kunjungan Pangeran Makdum dan Sunan Kalijaga ke Gunung Jati.
  3. Syekh Maulana tiba kembali di Gunung Jati                      
  4. Kedatangan rombongan putri Cina
  5. Memperoleh dua putra dari Rara Jati
  6. Pangeran Karang Kendal

Bab-IX  Pajajaran sepeninggal Prabu Siliwangi

  1. Syekh Maulana memeriksa sisa-sisa kraton Pajajaran. 
  2. Pertemuan dengan nenek Nyi Sumbang Karancang
  3. Pucuk Umun masuk agama Islam
  4. Raja Lahut diangkat menjadi Pangeran Jaketra
  5. Kisah pembalasan dendam Dewi Mandapa  
  6. Syekh Maulana mengunjungi neneknya di Banten, diberi nama Syekh Maulana Akbar.   
  7. Syekh Maulana menikah dengan Putri Kawunganten
  8. Arya Lumajang menjadi raja Pakuan dengan gelar Suhunan Ranggapaku.
  9. Syekh Maulana Kabir kembali ke Gunung Jati.  
  10. Kisah Ki Gedeng Junjang

Bab-X  Syarif Hidayatullah menjemput ibundanya

  1. Syekh Maulana menjemput ibundanya di Banisrail
  2. Kunjungan Pangeran Panjunan ke Gunung Jati

Bab-XI  Kisah Raden Patah

  1. Raden Patah dan Raden Husen belajar di Ampel Denta
  2. Sunan Ampel melarang Raden Patah menyerang Majapahit. 
  3. Raden Patah mendirikan pesantren di Bintara.     

MASA PEMERINTAHAN SUNAN GUNUNG JATI

Bab-XII    Syarif Hidayatullah dinobatkan menjadi Sinuhun Gunung Jati

  1. Syekh Maulana membawa ibundanya kembali ke Gunung Jati.
  2. Persinggahan di Cempa
  3. Syekh Mustakim mengenai silsilah Wali-wali di Jawa
  4. Syekh Maulana tiba kembali di Gunung Sembung
  5. Pertemuan Pangeran Panjunan dengan Syekh Maulana
  6. Pangeran Panjunan mengasingkan diri ke Wringin Pitu
  7. Syekh Maulana memperistri Nyi Rara Tepasan.  
  8. Penobatan Syekh Maulana menjadi Kanjeng Sinuhun Jati
  9. Sinuhun Jati membangun Mesjid Agung Pakungwati.

Bab-XIII   Musyawarah Walisanga dan pembangunan mesjid

  1. Walisanga menghadiri wafatnya Sunan Ampel
  2. Perdebatan para Wali dengan Syekh Lemabang
  3. Walisanga membangun Mesjid Agung Demak. 
  4. Arya Bintara mempersiapkan penyerbuan ke Majapahit.    
  5. Sunan Kalijaga membuat sakaguru Mesjid Demak
  6. Perdebatan Walisanga mengenai kiblat Mesjid Demak.
  7. Baju Antakusumah.
  8. Mesjid Agung Demak

Bab-XIV  Berdirinya kerajaan Demak

  1. Peperangan Walisanga dengan Majapahit
  2. Prabu Brawijaya meninggalkan singasana Majapahit.
  3. Pasukan Demak mengalahkan Majapahit
  4. Arya Bintara dinobatkan menjadi Sultan Demak Abdul Patah
  5. Adipati Teterung menyerahkan diri kepada Sunan Kudus. 
  6. Riwayat Jaka Tingkir yang menjadi Sultan Agung Pajang.
  7. Riwayat Raden Behi pendiri Mataram
  8. Riwayat Kertasura
  9. Walisanga  meninggalkan Demak dan pergi ke Carbon

Bab-XV   Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (I)

  1. Musyawarah Wali yang kedua di Gunung Carme
  2. Pernikahan Pangeran Pasarean dengan Ratu Dewi
  3. Kedatangan orang Keling di Desa Pilang
  4. Penyelesaian Masjid Agung Carbon
  5. Sasmita Mesjid Agung Carbon
  6. Batalnya Pangeran Makdum menjadi wali
  7. Sultan Demak-I wafat digantikan oleh Pangeran Sabrang Lor.

Bab-XVI   Batas Carbon dan pembagian kerajaan Pajajaran

  1. Batas-batas Carbon pada jaman Sunan Gunung Jati
  2. Pembagian Kerajaan Pajajaran

Bab-XVII  Hubungan Demak dan Carbon

  1. Wafatnya Pangeran Sabrang Lor, Sultan Demak-II
  2. Hubungan kekeluargaan antara Demak dengan Carbon, dan Banten
  3. Perkawinan Pangeran Bratakelana dengan Ratu Nyawa, putri Sultan Demak III        

Bab-XVIII  Beberapa peristiwa di Carbon

  1. Walisanga berzikir di Mademangun
  2. Pemberontakan Patih Genden

Bab-XIX  Walisanga menghukum Syekh Lemabang

  1. Musyawarah ilmu para Wali yang ke tiga  
  2. Sinuhun Jati dan tamu dari Mataram
  3. Sinuhun Jati memperoleh Keris Sangyang Naga
  4. Syekh Lemabang dijatuhi hukuman

Bab-XX  Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (II)

  1. Pangeran Bratakelana meninggal
  2. Ratu Nyawa dinikahkan dengan Pangeran Pasarean
  3. Keturunan Pangeran Pasarean
  4. Tubagus Pasai menikah dengan anak Sunan Gunung Jati
  5. Keturunan Panembahan Losari
  6. Keturunan Pangeran Sebakingkin
  7. Sunan Gunung  Jati  kehilangan  Pangeran Karang Kendal. 
  8. Pembangunan mesjid-mesjid di Carbon
  9. Pejabat-pejabat pemerintahan di Carbon
  10. Kisah Pangeran Puti dari Bantar Kapetakan.   
  11. Wafatnya Sultan Trenggana dan Kisah Arya Jipang

Bab-XXI  Kisah Arya Kuningan (I)

  1. Kisah Ki Gedeng Plumbon dan Ki Gedeng Kamuning
  2. Ki Gedeng Plumbon memperoleh nama Pangeran Cigugur

Bab-XXII  Kisah Arya Kuningan (II)

  1. Pertempuran Arya Kuningan dengan Arya Gumiringsing dari Palimanan.
  2. Pertempuran Arya Kuningan dengan Dalem Kiban
  3. Sumpah Arya Kuningan
  4. Dalem Kiban menyerang Gunung Jati
  5. Pertempuran Arya Pandelegan dengan Dalem Kiban.  
  6. Hilangnya Dalem Kiban beserta pengikutnya
  7. Akhir pertempuran
  8. Arya Kuningan gagal menyerbu Dermayu
  9. Sumpah Arya Kuningan
  10. Dalem Dermayu masuk agama Islam
  11. Arya Kuningan minta izin untuk menyerang Pajang

Bab-XXIII  Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (III)

  1. Sultan Demak-II memperoleh musibah di Gunung Carme
  2. Ki Gedeng Tegalgubug minta izin untuk menundukan Dalem Sindangkasih.     
  3. Pangeran Makdum batal menjadi Wali
  4. Jenis-jenis hukuman di Carbon
  5. Pembuatan Kuta Madhab empat
  6. Wafatnya Pangeran Pasarean
  7. Bencana di tengah laut
  8. Dikalahkannya Dalem Sindangkasih
  9. Wafatnya Pangeran Panjunan
  10. Perselisihan Patih Susukan dan Tegalgubug
  11. Kisah Ki Gedeng Panderesan dan Ki Kuwu Dipati. 

Bab-XXIV  Kisah Pangeran Jayakelana

  1. Pangeran Jayakelana gagal menjadi pedagang
  2. Pangeran Jayakelana bergaul dengan orang breman
  3. Pangeran Jayakelana gagal menunaikan ibadah haji  
  4. Pangeran Jayakelana dijatuhi hukuman  

Bab-XXV  Beberapa peristiwa di Carbon dan Demak (IV)

  1. Dewi Mandapa bertapa untuk melakukan pembalasan  
  2. Wafatnya Syekh Benthong dan Sunan Giri
  3. Riwayat canang Ki Bicak dari Ampel Gading
  4. Sunan Demak IV wafat dibunuh Arya Jipang
  5. Sunan Bonang wafat
  6. Kedatangan Tubagus Pase di Carbon
  7. Pangeran Kejaksan wafat, digantikan oleh Syekh Magribi.  
  8. Wafatnya Sunan Kudus oleh Tanda Jupu
  9. Lahirnya Dewi Tanuran Gagang
  10. Wafatnya Pangeran Jayakelana dan pemuka Carbon lainnya  
  11. Pernikahan cucu Sunan Gunung Jati

Bab-XXVI  Wafatnya Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati

  1. Wafatnya Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah
  2. Pemerintahan Carbon setelah wafatnya Sunan Gunung Jati
  3. Pangeran Achmad dari Banten mengunjungi raja Mesir.

MASA SETELAH WAFATNYA SUNAN GUNUNG JATI

Bab-XXVII  Kisah Dewi Tanuran Gagang

  1. Dewi Tanuran Gagang pindah ke Carbon
  2. Arya Jipang Tumenggung Demak membunuh SunanPerwata
  3. Dewi Tanuran Gagang diambil Sultan Mataram
  4. Dewi Tanuran Gagang diserahkan kepada Belanda
  5. Dewi Tanuran Gagang dibawa ke Inggris

Bab-XXVIII  Kisah perjalanan Sultan Banten ke Mesir

  1. Perjalanan Pangeran Muhammad ke negara Mesir.
  2. Sultan Banten tiba kembali di Banten

Bab-XXIX  Beberapa peristiwa di Carbon

  1. Kisah kematian Sunan Penggung  
  2. Meninggalnya Syekh Datuk Khapi dan ulamaulama lainnya
  3. Pangeran Carbon wafat sebelum dinobatkan, dan lahirnya Pangeran Agung.             
  4. Kisah Sunan Kalijaga dan istrinya Nyi Undi  
  5. Wafatnya Sunan Makdum
  6. Kisah Merbot Jaruman.   
  7. Pangeran Agung dinobatkan bergelar Panembahan Ratu.  
  8. Sunan Kalijaga wafat  
  9. Perkawinan Panembahan Ratu dengan putri Sunan Pajang  

Bab-XXX  Masa pemerintahan Panembahan Ratu

  1. Carbon sebagai bawahan Mataram  
  2. Banten diserbu Mataram
  3. Datuk Pardum murid Syekh Lemabang  
  4. Masa pemerintahan Panembahan Ratu
  5. Arya Kuningan memberontak kepada Panembahan Ratu  
  6. Wangsit Sunan Kalijaga kepada Panembahan Ratu
  7. Mesjid Agung Carbon mendapat gangguan
  8. Nyi Tegal Pangalang-alang membantu Panembahaan Ratu
  9. Kedatangan Nyi Gedeng Pancuran  
  10. Pemberontakan Nyi Gedeng Dempul  
  11. Mesjid Agung Carbon terbakar
  12. Panembahan Ratu wafat  

Bab-XXXI  Masa pemerintahan Panembahan Girilaya

  1. Pangeran Putra diangkat menjadi Panembahan Girilaya  
  2. Pangeran Banten menobatkan diri menjadi Sultan Banten  
  3. Panembahan Girilaya seba ke Mataram  
  4. Pemberontakan Patih Genden di Pekalangan  
  5. Awal perselisihan Carbon dengan Mataram  
  6. Patih Carbon membalas dendam
  7. Pembalasan Mataram kepada Carbon  
  8. Pembesar-pembesar Mataram yang melarikan diri ke Carbon  
  9. Pemberontakan Buyut Urang  
  10. Wafatnya Panembahan Girilaya  

Bab-XXXII  Carbon setelah wafatnya Panembahan Girilaya

  1. Sultan Banten mengambil anak-anak Panembahan dari Mataram  
  2. Berdirinya Kasepuhan dan Kanoman
  3. Kisah Pangeran Kusumajaya
  4. Pesan Pangeran Kusumajaya kepada kedua adiknya
  5. Carbon dibawah Kasepuhan dan Kanoman
  6. Berdirinya Panembahan Kacarbonan
  7. Sultan  Kanoman dan Panembahan Kacarbonan mempersiapkan penggantinya
  8. Pemberontakan di Gunung Galunggung
  9. Sultan Kanoman difitnah
  10. Sultan Sepuh wafat
  11. Dinobatkannya Pangeran Arya Carbon
  12. Pangeran Arya Carbon membangun Sunyaragi
  13. Panembahan Aji dari Panembahan Kacarbonan meninggal  
  14. Pemberontakan Syekh Yusup

Bab-XXXIII  Pemerinatahan Carbon periode 1703 – 1889

  1. Sultan Badridin dari Kanoman wafat diganti anaknya Sultan Haliruddin
  2. Sultan Haliruddin dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Abu Thoyib
  3. Sultan Sepuh Jamaludin dari Kasepuhan wafat digantikan oleh Sultan Tajul Arifin
  4. Arya Carbon dari Kacarbonan wafat, diganti anaknya Sultan Carbon Mertawijaya
  5. Sultan Carbon wafat, diganti adiknya Sultan Carbon Adiwijaya
  6. Sengketa Hutan Sumedang
  7. Sultan Anom Abu Thoyib dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Anom Buheriddin.  
  8. Panembahan Tohpati dari Panembahan Kacarbonan wafat, diganti anaknya Panembahan Radya
  9. Sultan Sepuh Tajul Arifin dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Sepuh Jaenudin.  
  10. Sultan Carbon Adiwijaya wafat digantikan oleh mantunya Sultan Carbon Abuhayat
  11. Sultan Sepuh Zaenuddin dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Sepuh Matangaji, dan Sultan  Muda Kasepuhan
  12. Sultan Khaeriddin dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Anom Abu Thoyib Imanuddin
  13. Sultan Muda Kasepuhan dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Joharuddin
  14. Sultan Imanuddin dari Kanoman wafat, diganti anaknya Sultan Anom Komaruddin
  15. Pemberontakan Ki Bagus Rangin. Pengangkatan Sultan Carbon Buhaeriddin di Kacarbonan.  
  16. Belanda merubah pemerintahan di Carbon
  17. Sultan Carbon Abu Hayat dari Kacarbonan wafat, dan tidak digantikan lagi.            
  18. Sultan Sepuh Joharuddin dari Kasepuhan wafat, diganti adiknya Sultan Syamsuddin-I
  19. Pemberontakan Bagus Serit
  20. Masjid Agung Carbon diperbaiki
  21. Sultan Sepuh Syamsuddin-I dari Kasepuhan wafat, diganti anaknya Sultan Sepuh Syamsuddin-II.     
  22. Sultan Anom Komaruddin dari Kanoman wafat diganti anaknya Pangeran Raja Nurbuat
  23. Sultan Syamsuddin-II dari Kasepuhan wafat

Kalau  kita  perhatikan alur penuturan babad  ini,  kita lihat bahwa  pokok penuturannya tidak  terlampau menyimpang dari catatan peristiwa sejarah yang kita kenal. Untuk itu dimana perlu kami berikan catatan kaki mengenai kaitannya dengan apa-apa yang ditulis  dalam  buku sejarah yang menyangkut  peristiwa  yang diceriterakan dalam babad ini.  Akan  tetapi  terlepas dari masalah  bahwa  kita  harus memilah-milah  mana yang data sejarah dan mana  yang  bukan, mana yang rasionil dan mana yang tidak dalam babad ini,  kami merasakan keindahan dari cerita yang disuguhkan oleh penulis babad ini. Oleh karena itu kami harapkan bahwa  pembaca  pun dapat mengikutinya secara seutuhnya, sebagai  sebuah  babad yang  ditembangkan oleh para pembawa cerita dari generasi  ke generasi.

Referensi


  1. "Naskah Mertasinga, Maksud Dan Kandunganya" historyofcirebon.id diakses 10 Juni 2018
  2. Wahyu, Amman N. "Naskah Mertasinga" akinamikaya-01.blogspot.com diakses 10 Juni 2018

Demikianlah Artikel Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Naskah Mertasinga Cirebon | Naskah Kuno ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close