-->

Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang

Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang !! Semoga tulisan singkat dengan kategori 2018 !! Budaya !! Sejarah !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->


Kumano Kado Jepang
Situs suci Shinto yang mirip dengan Kabuyutan Sunda 
[Historiana] - Sejarah dan artefak sejarah Sunda Kuno nyaris tidak dapat dikenali lagi bahkan urang Sunda sendiri banyak yang meragukan keagungan sejarahnya. Artefak sejarah yang dikenal di Nusantara selama ini, khususnya di Pulau Jawa adalah adanya Candi-candi yang megah.

Keberadaan Candi-candi peninggalan Agama Hindu dan Buddha di Jawa Tengah dan Timur memang Fenomenal. Namun demikian, fenomena yang sama nampaknya juga hadir di Jawa Barat. Candi Cangkuang di Garut (peninggalan agama Hindu) ternyata bukan satu-satunya Candi di Jawa Barat. Temuan kompleks percandian di Batujaya Karawang, menyadarkan urang Sunda. Ternyata artefak budaya dalam bentuk candi juga ada di Jawa Barat.

Bila kita flasback jauh ke masa sebelumnya, yaitu sebelum adanya agama Hindu dan Buddha, di tanah Pasundan telah lama ada agama Jati Sunda atau di masa kini dikenal dengan Sunda Wiwitan. Tidak banyak diketahui bagaimana dan seperti apa artfefak tinggalannya. Untuk itu, penulis mengajak Anda berkaca dengan budaya Jepang untuk mengetahui Ageman mula-mula yang dianut urang Sunda. Kok ke Jepang? apa hubungannya? Benar. Jepang kuno (bangsa Ainu) adalah turunan dari Sundaland. Anda bisa membaca tentang itu di situs ini juga: Atlantis: Bangsa Jepang Turunan Jawa Sundaland? - Out Of Sunda? Provenance Of The Jōmon Japanese.

Out of Sunda? Provenance of the Jōmon Japanese adalah publikasi hasil penelitian tentang sasal-usul sejarah bangsa Jepang. Publikasi ini ditulis Edwina Palmer dari International Research Center for Japanese Studi. Bahwa orang Asia Tenggara memiliki keterampilan dan kompetensi untuk mencapai Jepang dengan rute laut. Palmer mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kapan dan mengapa manusia Neolitik mempertaruhkan nyawa seperti perjalanan panjang ke utara melintasi Samudra Pasifik.

Dia berhipotesis bahwa kedatangan imigran dari Asia Tenggara ke Jepang selama periode Jomon sebagian besar akibat dari banjir bekas benua Asia Tenggara dari Sundaland, Wallacea, dan mungkin utara Sahulland pada akhir Zaman Es.

Awalnya pada titik waktu tertentu, migrasi ke Jepang yang selalu searah. Migrasi juga terjadi baik menuju dan keluar dari Jepang secara besar-besaran atau dalam kelompok kecil, mungkin ke semua arah bahwa sumber populasi yang ada, arus iklim, laut, dan teknologi transportasi mereka memungkinkan untuk itu.

Sundaland menyatukan Jawa-Sumatera-Kalimantan
hingga Jepang
Sejak manusia pertama kali tiba di Jepang  menjelaskan variabilitas (masyarakat) yang disebutkan di atas. Diduga migrasi Asia Tenggara ke Jepang di zaman Jomon hanya sekedar bepergian ke Jepang untuk berinteraksi dengan tempat-tempat lain pada waktu yang sama. Dengan kata lain, teori bahwa beberapa Jepang Jomon berasal di Asia Tenggara tidak eksklusif dan karena ada  kemungkinan bahwa sektor-sektor lain dari penduduk Jomon berasal dari tempat lain. Juga tidak mengecualikan kemungkinan bahwa beberapa prasejarah pengaruh Asia Tenggara di Jepang hadir dari periode yang berbeda.


Bukti kedatangan manusia dari Asia Tenggara zaman Jomon Jepang, bahwa orang yang tiba di Jepang pada periode Jomon datang dari masa kini Asia Tenggara, hampir pasti tidak penduduk pertama dari masa kini di tanah Jepang sekarang. Ada bukti, meskipun sedikit, bahwa manusia hadir pada periode Paleolitik, bisa dibilang 35.000 SM.

Antropolog Baba Hisao (馬 場 悠 男) telah menyatakan tengkorak Minatogawa Man yang paling mirip dengan tengkorak Wajak I dari Jawa Tengah.  Takamiya dan Obata (2002) mengamati bahwa "Penelitian osteologis dilakukan untuk populasi Paleolitik Jepang Barat di Asia Tenggara."

Bukti lain menunjukkan bahwa beberapa Zaman Paleolitik Jepang berasal dari Asia Timur Laut, sekitar hadir Lake Baikal. Hubungan asal-usul genetik antara Jomon Jepang dan Asia Tenggara berdasarkan hasil penelitian komparatif. Howells (1986) menunjukkan bahwa pengukuran tengkorak dari Jepang modern yang dekat dengan orang-orang dari Atayal aborigin Taiwan dan Filipina.

Hanihara (1991) menjelaskan bukti dari berbagai pendekatan, termasuk skeletal  morfologi, somotometry, gigi, dan genetik (DNA) ia menyatakan bahwa bukti sangat kuat untuk kesamaan terbesar antara Jomon Jepang dan populasi Asia Tenggara. Dia menyebutkan khususnya Negritos dari Filipina, Melayu, dan Indonesia.

Kemiripan Budaya

Pandangan yang cukup layak dipertimbangkan oleh Ann Kumar dalam Globalizing the Prehistory of Japan: Language, Genes and Civilization (Routledge, 2009). Dia memberikan argumen dari perbandingan linguistik, genetika, antropologi fisik dan mitologi untuk akhir migrasi prasejarah penting dari Jawa (Sundaland) ke Jepang. Kumar membuat klaim imigrasi elit dari pulau Jawa di Indonesia yang membawa masyarakat hierarkis ke Jepang, dengan nasi dan mitos kunci asal dan kekuasaan, serta tradisi metalurgi dan teater. Krusial, untuk Kumar adalah budaya Yayoi yang berasal dari tanah berbahasa Austronesia, bukan budaya Jomon.

Tangga yang curam
Kumano Kodo Jepang.
Foto: atlasobscura.com
Dalam bukunya, Kumar mengidentifikasi 82 kesamaan budaya Jawa-Jepang dan menunjukkan bahwa banyak dari mereka menekuni bidang yang sama seperti budidaya padi.

Foto di sebelah ini sepertinya cukup familiar bagi urang Sunda. Jalan mendaki dengan susunan batu-batu sebagai tangga, mengingatkan ke situs Gunung Padang Cianjur. Pun demikian dengan beberapa Mandala atau Kabuyutan di Tatar Pasundan.

Gambaran tempat suci bagi orang Jepang kuno di Kumano Kado Jepang ini sangat mirip dengan Budaya Sunda zaman prasejarah. Berdasarkan uraian di atas, tidaklah mengherankan. Hubungan Jawa-Jepang di masa prasejarah sangatlah erat.

Dalam foto tersebut, sebuah jalur ziarah kuno berkelok melintasi pegunungan di Semenanjung Kii Jepang, daerah yang berhutan lebat di selatan Osaka dan Kyoto. Ini adalah Kumano Kodo, tempat suci dari keindahan alam yang sangat besar yang telah digunakan sejak abad ke-10.

Untuk mencapai tempat suci tersebut, Anda harus berjalan melewati hutan selama satu hari tanpa bertemu orang lain. Ini sangat kontras dengan keramaian turis yang mendaki Gunung Fuji, hampir 300 mil jauhnya dari lokasi tersebut.

Arca kuno di Kumano Kodo Jepang
Foto: activeworldjourneys.com


Situs ini berkaitan dengan asal-usul Shinto rute ini ketika setiap beberapa ratus yard dijumpai arca dewa dari batu yang sudah runtuh di kuil Oji. Dari bebatuan yang tertutup lumut yang membentuk tangga di lereng gunung sampai jembatan kayu yang halus karena penggunaan selama puluhan tahun, tidak banyak yang berubah di jalur ini. Ada catatan awal tentang kunjungan ke wilayah ini oleh Kaisar Uda (907) dan Kaisar Kazan (986 dan 987) tetapi orang-orang berziarah ke Kumano Kodo lebih populer pada abad ke-11.

Kuil Shinto Jepang di tengah Hutan
Foto: ana-cooljapan.com

Dari foto di atas, terlihat Kuil Shinto Jepang di tengah hutan. Mengingatkan kita pada puncak Gedung sate Bandung. Kuil di atas terbuat dari Kayu, namun tetap lestari hingga hari ini. Di tatar Sunda bangunan-bangunan suci Kabuyutan dan Kamandalaan telah lama hilang. Selain disebabkan karena bencana alam seperti longsor dan letusan gunung, juga disebabkan revolusi keagamaan. Agama Jati Sunda telah lama ditinggalkan oleh orang Sunda.

Jalan setapak Kumano kodo Jepang
Foto: go-centraljapan.jp
Foto Jalan setapak di Kumano Kado Jepang di atas mengingatkan kita di kabuyutan Sunda yang ada di Jampang, Baduy, Cigugur, Karangkamulyan Ciamis dan lain-lain.

Stone Cyrcle. Foto: jomon-japan.jp

Foto di atas adalah batu melingkar di Jepang. Susunan batu yang melingkar dengan tonggak batu berdiri di tengah-tengahnya seperti pada foto di atas. mengingatkan kita batu Lingga yang ada di kabuyutan-kabuyutan Sunda.

Situs Sannai Maruyama Jepang
Foto: en-aomori.com
Situs Sejarah Sannai-Maruyama adalah salah satu situs sejarah terbesar di Jepang yang terdiri dari sisa-sisa pemukiman manusia dari sekitar 5500 hingga 4000 tahun yang lalu. Situs ini memiliki beberapa rumah panggung. Situs ini digali sejak penggalian arkeologi pada tahun 1992. Penggalian ini juga menemukan berbagai artefak gerabah dan alat batu, serta yang terdiri dari batu giok yang dibuat dengan terampil. Temuan ini sangat penting karena memberi kita gambaran baru tentang budaya Jomon Jepang. 

Konon, dalam video tentang sejarah zaman Jomon Jepang, Tonggal Kayu dalam foto di atas berasal dari Jawa. Tiba di Jepang diangkut dengan kapal. Dari ukurannya, kita dapat mengetahui bahwa leluhur bangsa Nusantara telah mampu membuat Kapal raksasa sehingga mampu mengarungi Samudra hingga ke Jepang.

Pada tahun 1994, Prefektur Aomori memutuskan untuk melestarikan situs tersebut setelah mempertimbangkan signifikansi historis situs tersebut. Pada November 2000, Situs Bersejarah Sannai-Maruyama ditetapkan sebagai Situs Sejarah Khusus Nasional Jepang.

Ajaran Religi Sunda dan Jepang yang Longgar

Mengutip dari Tirto.co, Imam Mudrika, misalnya, sempat menulis Filsafat Sunda Wiwitan: Niskala Purbajati yang disajikan dalam bentuk puisi Sunda Kuna. Asep Salahudin, kolumnis dan salah satu penerima Anugerah Budaya Kota Bandung 2016, mencoba menafsirkan secara umum apa yang tersaji di buku tersebut.

Menurutnya, spiritualisme dalam konteks Purbajati harus dimaknai sebagai iman yang lintas batas kepercayaan. Iman yang tidak dilembahakan ke dalam agama yang eksklusif, tapi lebih kepada religiositas yang bergerak dalam getar-getar alam penghayatan batin yang justru melampaui "lembaga agama". Asep menganggapnya lebih sebagai spiritualitas yang membebaskan dan membawa perubahan (transformatif).

“Iman yang mendebarkan karena seseorang masuk dalam intimasi sekujur jiwanya, atau Pascal menyebutnya du couer. Iman yang ‘hidup dalam kekudusan’ untuk menyebarkan terang ke segala arah penjuru mata angin tatar Pasundan,” tulisnya.

Asep menambahkan spiritualisme Purbajati bukanlah pengalaman iman sebagaimana dimaknai banyak orang dengan istilah "kepercayaan transenden" yang pasif dan cenderung memaknai kebenaran hanya sebagai miliknya. Ia menilainya lebih sebagai iman yang memberi peluang bagi pemaknaan kebenaran majemuk dan memberikan penghargaan tinggi terhadap realitas sosial yang plural.

Pun demikian di Jepang, Religiusitas keagamaan di jepang terlihat longgar. Ketika ada perayaan hari besar Kristen seperti Natal, dirayakan semarak. Juga perayaan agama Buddha sangat semarak dilakukan orang Jepang. Aktivitas keagamaan di berbagai Kuil Shinto juga semarak. Siapa saja dapat mengunjungi Kuil Shinto ini. Suatu fenomena unik tentang pengakuan fakta sosial budaya yang berbeda di Jepang.

Sinkretisme agama terlihat dalam seremoni keagamaan yang ada di Jepang. Demikian pula di tatar SUnda bahwa masyarakat Sunda di masa dahulu lebih concern terhadap penggabungkan bentuk antar beberapa ajaran (sinkretis). Proses kerja sinkretis menunjukkan kalau masyarakat Sunda di masa lampau tidak mempersoalkan benar atau salah dalam agama, murni atau tidaknya agama, sehingga semua agama dianggap benar dan bisa diadopsi satu dengan yang lainnya.

Referensi

  1. "Hiking Kumano Kodo, a Remote Ancient Pilgrimage Route in Japan; Ali Jaffe; Atlas Obscura" allaboutworldheritage.com Diakses 23 April 2018
  2. Jaffe, Ali., 2018. "Hiking Kumano Kodo, a Remote Ancient Pilgrimage Route in Japan Follow in the footsteps of 10th-century emperors." atlasobscura.com Diakses 25 April2018
  3. "Sannai-Maruyama Historical Site" aomori.com Diakses 25 April 2018
  4. Tirto.id "Mengenal Sunda Wiwitan dan Agama Sunda yang Lain" Diakses 24 April 2018

Demikianlah Artikel Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Inilah Ajaran dan Alam Sunda Kuno - Berkaca dari Jepang ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close