-->

HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang

HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang !! Semoga tulisan singkat dengan kategori Catatan Kaki !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->



YakusaBlog- Tentunya kita keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengucap syukur kepada Allah Swt. atas dilantiknya Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) pada Kamis, 29 Maret 2018. Suatu harapan baru pastinya dari kita semua dengan kepengurusan yang baru dilantik. Secara struktur kepemimpinan organisasi HMI, PB HMI adalah struktur tertinggi di HMI, maka dari setiap tingkatan struktut organisasi HMI tentunya menjadikan PB HMI sebagai contoh (Uswah) dalam ber-HMI.
Jika melihat kader-kader  yang berada dalam personalia kepengurusan PB HMI, tentunya mereka adalah kader-kader HMI yang sudah berkualitas baik secara training di HMI, keilmuan dan pengalaman mengelola organisasi dan itu tidak dapat kita ragukan lagi. Demikian juga mungkin menurut persfektif kebanyakan kader-kader HMI yang masih berada di tingkat bawah.
Benarkah demikian? Secara idealnya memang begitu seharusnya. Organisasi ini mempunyai tanggungjawab besar dan misi yang strategis tentunya harus dikelola secara serius. Di isi oleh orang-orang yang dapat dijadikan contoh sesuai azas HMI, Islam. Menyusun kepengurusan tentunya bukan sembarang memilih dan menetapkan orang sesuai dengan kepentingan pribadi dan golongan. HMI bukan organisasi seperti partai politik.
Orang yang berada dalam kepengurusan PB HMI seharus harus orang-orang terseleksi secara kualitas yang ideal karena PB HMI mengemban tanggungjawab yang sangat besar, baik secara internal dan eksternal. Menjadi personalia Pengurus Besar HMI bukan karena adanya kepentingan pribadi dan kelompok, tapi untuk kepentingan organisasi.
Nah, jadi bagaimanakah dengan kepengurusan PB HMI periode 2018-2020? Bukan tidak bangga dengan beberapa kader-kader HMI yang masuk dalam kepengurusan PB HMI. Akan tetapi, ada suatu kejanggalan melihat beberapa kader yang dilantik menjadi PB HMI. Ada beberapa kader yang masih menjabat di bawah struktural PB HMI, seperti di kepengurusan Badan Koordinasi HMI (Badko HMI) dan kepengurusan HMI Cabang, menjadi personalia Pengurus Besar HMI untuk periode 2018-2020. Artinya, ada rangkap jabatan.
Pertanyaannya adalah etiskah seperti itu? Organisasi HMI yang berfungsi sebagai organisasi kader tidak lagi terlihat. Rangkap jabatan saat ini di PB HMI sudah terlihat seperti organisasi-organisasi massa yang membolehkan rangkap jabatan. Dapatkah ini menjadi contoh bagi adik-adik yang baru berproses di HMI.
Jika alasannya telah mengundurkan diri dari jabatan kepengurusan di tingkat HMI Cabang dan atau Badko HMI (tanpa proses reshuffle) dapatkah ia menjadi contoh bagi kader-kader HMI. Bagaimana pertanggungjawaban amanah yang diberikan kepadanya di kepengurusan sebelumnya (HMI Cabang dan atau Badko HMI).
Selanjutnya, bagaimana jika kader HMI yang masuk dalam struktur kepengurusan PB HMI periode 2018-2020 ini masih menjabat sebagai Ketua Umum Badko HMI? Apakah ia mengundurkan diri juga atau rangkap jabatan? Jika ia mengundurkan diri, bagaimana ia dapat dikatakan memberikan contoh yang baik dan menjalankan amanah di PB HMI sedangkan dia meninggalkan tanggungjawabnya sebagai Ketua Umum. Jika pun ada landasan konstitusional (AD/ART HMI) dari Hasil-Hasil Kongres ke-30 di Ambon, hal itu harus ditinjau kembali karena bagaimana mungkin organisasi kader dapat menjalankan dua amanah dan atau dua tanggungjawab kepengurusan. Sungguh ini tidak masuk dalam akal sehat, kecuali akal yang sudah dimasuki virus-virus yang menghancurkan HMI. Hal ini perlu untuk dievaluasi.
HMI-Ku sayang, HMI-Ku malang. Akankah fenomena ini dibiarkan oleh Ketua Umum PB HMI? Menurut saya rangkap jabatan seperti itu bukan untuk memperbaiki HMI, akan tetapi menghancurkan HMI. Jika hal demikian nantinya sudah menjadi lumrah, kemungkinan besar kedepannya akan banyak kader HMI yang rangkap jabatan di struktural HMI.
HMI-Ku sayang, HMI-Ku malang. Banyak kader HMI lebih bersemangat menuju puncak struktural daripada meningkatkan kualitas diri. Belum lagi jika kita kaji secara konstitusionalnya. Dapat saya pastikan masih banyak kader HMI menjadi Pengurus Besar HMI yang belum mengikuti dan lulus Latihan Kader III.
HMI-Ku sayang, HMI-Ku malang. Sampaikah usiamu (HMI) menuju satu abad?

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan


Demikianlah Artikel HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close