Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan
Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan - Selamat datang di blog Info Mimpi, Info kali ini adalah tentang Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
Ramalan Dunia !!
Ramalan Gratis !!
Ramalan Indonesia !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
Dekade terakhir, banyak orang lebih memercayai ramalan nasib daripada firman Tuhan. Mengapa mereka terpikat kata-kata peramal daripada firman Tuhan?
Ramalan dapat memprediksi masa depan dan karier seseorang. Sejauh mana kebenaran ramalan itu? Entahlah! Yang pasti, ramalan isinya hanya rabaan dan dugaan yang belum tentu kebenarannya. Seseorang menerima jawaban dari hasil ramalan. “Dari nama Anda, tahun ini Anda akan mendapat keuntungan besar asal kerja keras.” Secara logis, siapa saja yang kerja keras pasti untung. Tidak usah diramal pun, itu sudah dalil umum.
Allah sendiri memberikan perintah untuk mengikuti pengetahuan bukan hawa nafsu, “Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun” (QS Ar-Rum :29)
Contoh Ramalan yang berbasis kepada fakta ilmiah, data, dan penelitian ini misalnya adalah:
Prediksi-prediksi ini bersifat ilmiah dan menggunakan ilmu pengetahuan alam yang benar. Jika digunakan sesuai sunnatullah yang Allah berikan tentu akan memberikan manfaat yang banyak bagi ummat manusia.
Akan tetapi, walaupun bersifat ilmiah dan memiliki dasar pengetahuan ramalan ini pun juga bisa saja salah. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan manusia, ketidaktelitian, kurangnya variabel yang diperkirakan, dan lain sebagainya. Untuk itu, penempatan ramalan ini hanya bersifat perkiraa, reference, dan bukan sebagai kepercayaan mutlak sebagai satu-satunya yang benar.
Contohnya adalah perkiraan dokter terhadap kelahiran bayi, bisa bersifat benar dan bisa bersifat salah karena berubah-rubahnya kondisi dan variabel. Dan itulah titik kelemahannya manusia.
Hal ini disampaikan dalam Al-Quran dalam QS Jin : 8-10, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan lontaran api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan berita-beritanya. Tetapi sekarang barangsiapa yang mencoba mendengar-dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai lontaran api yang mengintai untuk membakarnya. Dan sungguh dengan adanya penjagaan tersebut kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Jin bisa mencuri informasi masa depan. Untuk itu, banyak sekali peramal atau orang-orang yang merasa bisa membaca masa depan tanpa dasar apapun karena bisikan setan atau berkawan dengan jin. Hal inilah yang mendekatkan kepada kesyirikan, karena telah menggantungkan informasi ghaib kepada jin atau setan.
Dalam hal lain, ada juga yang merasa memiliki kemampuan untuk membaca masa depan, padahal dirinya hanyalah manusia dan juga memiliki keterbatasan. Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist.
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam” (HR. Muslim)
Contoh meminta ramalan dari seorang yang menggunakan orang pintar, jin, atau dukun yang diharamkan adalah:
Ada banyak sekali hikmah jika kita menjauhi bahkan tidak mempercayai ramalan-ramalan yang berasal dari jin, dukun, atau paranormal. Mereka semua tentu bukan informasi yang valid, bisa sangat salah, bahkan tidak ada pendasaran yang kuat dari apa yang telah diramalkannya.
Keimanan kepada Allah adalah hal utama karena merupakan pondasi dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.
Ramalan dapat memprediksi masa depan dan karier seseorang. Sejauh mana kebenaran ramalan itu? Entahlah! Yang pasti, ramalan isinya hanya rabaan dan dugaan yang belum tentu kebenarannya. Seseorang menerima jawaban dari hasil ramalan. “Dari nama Anda, tahun ini Anda akan mendapat keuntungan besar asal kerja keras.” Secara logis, siapa saja yang kerja keras pasti untung. Tidak usah diramal pun, itu sudah dalil umum.
Jenis-Jenis Ramalan dan Contohnya
Dalam pengertiannya ramalan bersifat prediksi atau perkiraan yang akan datang. Secara umum, ramalah terdiri dari 3 jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis ramalan.- Ramalan Ilmiah
Allah sendiri memberikan perintah untuk mengikuti pengetahuan bukan hawa nafsu, “Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun” (QS Ar-Rum :29)
Contoh Ramalan yang berbasis kepada fakta ilmiah, data, dan penelitian ini misalnya adalah:
- Prediksi turunnya hujan
- Prediksi turunnya bencana.
- Prediksi kelahiran bayi.
- Prediksi akibat sebuah penyakit.
- Prediksi kondisi kesehatan.
- Prediksi keuangan.
- Prediksi karakteristik suatu benda atau alam.
Prediksi-prediksi ini bersifat ilmiah dan menggunakan ilmu pengetahuan alam yang benar. Jika digunakan sesuai sunnatullah yang Allah berikan tentu akan memberikan manfaat yang banyak bagi ummat manusia.
Akan tetapi, walaupun bersifat ilmiah dan memiliki dasar pengetahuan ramalan ini pun juga bisa saja salah. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan manusia, ketidaktelitian, kurangnya variabel yang diperkirakan, dan lain sebagainya. Untuk itu, penempatan ramalan ini hanya bersifat perkiraa, reference, dan bukan sebagai kepercayaan mutlak sebagai satu-satunya yang benar.
Contohnya adalah perkiraan dokter terhadap kelahiran bayi, bisa bersifat benar dan bisa bersifat salah karena berubah-rubahnya kondisi dan variabel. Dan itulah titik kelemahannya manusia.
- Ramalan Berasal Dari Jin atau Tanpa Dasar
Hal ini disampaikan dalam Al-Quran dalam QS Jin : 8-10, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan lontaran api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan berita-beritanya. Tetapi sekarang barangsiapa yang mencoba mendengar-dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai lontaran api yang mengintai untuk membakarnya. Dan sungguh dengan adanya penjagaan tersebut kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Jin bisa mencuri informasi masa depan. Untuk itu, banyak sekali peramal atau orang-orang yang merasa bisa membaca masa depan tanpa dasar apapun karena bisikan setan atau berkawan dengan jin. Hal inilah yang mendekatkan kepada kesyirikan, karena telah menggantungkan informasi ghaib kepada jin atau setan.
Dalam hal lain, ada juga yang merasa memiliki kemampuan untuk membaca masa depan, padahal dirinya hanyalah manusia dan juga memiliki keterbatasan. Hal ini juga disampaikan dalam sebuah hadist.
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu menanyakan kepada tentang satu ramalan, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam” (HR. Muslim)
Contoh meminta ramalan dari seorang yang menggunakan orang pintar, jin, atau dukun yang diharamkan adalah:
- Meminta ramalan jodoh.
- Meminta ramalan rezeki.
- Meminta ramalan kematian.
- Meminta ramalan nasib beberapa tahun kedepan atau waktu kedepan.
- Meminta ramalan pekerjaan yang akan didapatkan.
- Ramalan Bintang atau Zodiak.
- Dan lain sebagainya.
Ada banyak sekali hikmah jika kita menjauhi bahkan tidak mempercayai ramalan-ramalan yang berasal dari jin, dukun, atau paranormal. Mereka semua tentu bukan informasi yang valid, bisa sangat salah, bahkan tidak ada pendasaran yang kuat dari apa yang telah diramalkannya.
- Menjaga Keimanan Kepada Allah SWT
Keimanan kepada Allah adalah hal utama karena merupakan pondasi dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.
- Ikhtiar dan Tawakal Lebih Kuat
Demikianlah Artikel Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Ramalan Nasib vs Iman Pada Tuhan ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.